Senin, 20 Juli 2009 di 19.55 | 0 komentar  

Konfigurasi Dns server pada debian woody 3.0


untuk mempermudah untuk mengedit dns kita, install terlebih dahulu mc dengan cara
apt-get install mc
setelah terinstall, sekarang :
1. install paket dns yaitu bind9 dengan cara
apt-get install bind9
2. bila bind9 telah terinstall kita akan mulai mengkonfigurasi, ketikan mc
3. masuklah pada directory /etc/bind/
lalu tekan f4 ( edit ) named.conf, edit script yang ada menjadi seperti di bawah ini :
zone "mario.com" {
type master;
file "/etc/bind/db.zone";
};
zone "192.IN-ADDR.ARPA" {
type master;
file "/etc/bind/db.rev";
};


4. lalu copy file db.local ke db.zone [nama db bisa diganti]
5.lalu copy juga file db.127 ke db.rev [tergantung network yang ada di jaringan anda krn ini adalah alamat network]
6. bila sudah, kita buka db.zone tekan f4 ( edit )
7. edit script yang ada menjadi seperti di bawah ini
;
;BIND data file
;
$TTL 604800
@ IN SOA (
2007011501 ;Serial
7200 ;Refresh
120 ;Retry
419200 ;Expire
604800 ;Default TTL
;
@ IN NS mario.com.
@ IN NS 192.168.1.1 ( IP anda )
www IN A 192.168.1.1 (Ip anda )
server IN CNAME www.mario.com.
10.simpan file configurasi tekan f2 ( Save ), lalu edit file db.rev ( F4 )
11.lalu edit script yang ada menjadi seperti di bawah ini
$TTL 1d ;
$ORIGIN 192.IN-ADDR.ARPA.
@IN SOA (
2007011501
7200
120
419200
604800
)
IN NS mario.com.
1.1.168 IN PTR mario.com
8. simpan konfigurasi ( F2 ) lalu restart bind9 anda
/etc/init.d/bind9 restart
9. lalu cek apakah domain anda sudah berjalan dengan baik, caranya ketikan perintah
ping www.mario.com
10. bila yang keluar adalah keterangan replay berarti konfigurasi yang anda lakukan benar
11. bila ada kekeliruan mohon di perbaiki
12. selamat mencoba!

Diposting oleh Mujahiddin

konfigurasi dhcp di debian woody 3.0


1. Tujuan
Siswa dapat memahami tentang cara meng-install paket DHCP dan mengkonfigurasinya dengan baik.

2. Teori Singkat
DHCP (Dynamic Host Control Protocol) server digunakan untuk memberikan IP address kepada workstation atau mesin-mesin yang memerlukan IP address secara otomatis.
Linux Debian Woody 3.0 telah menyediakan server dan client DHCP, sehingga Anda dapat menjadikan Linux sebagai server DHCP yang menentukan konfigurasi jaringan client-nya atau sebagai DHCP client yang mengambil informasi konfigurasi dari server lainnya.

3. Alat dan Bahan
1) 2 buah unit komputer.
2) CD#2 Linux Debian Woody 3.0.

4. Langkah Kerja
1) Hidupkan komputer server, dan login sebagai root.
2) Masukan CD#2 Linux Debian Woody 3.0.
3) Untuk melakukan pemeriksaan paket yang tedapat pada CD#2 Linux Debian Woody 3.0, ketikan baris perintah berikut:
# apt-cdrom add
4) Selanjutnya ketikan baris perintah berikut untuk melakukan install paket dhcp:
# apt-get install dhcpd
5) System akan melakukan proses penginstalan.
6) Langkah selanjutnya adalah buka file dhcpd.conf dengan perintah:
#nano /etc/dhcpd.conf
7) Berikut ini adalah contoh file dhcpd.conf yang sederhana:
default-lease-time 3600;
max-lease-time 7200;
option subnet-mask 255.255.255.0;
option broadcast-address 192.168.1.255;
option routers 192.168.1.38;
option domain-name-servers 192.168.1.38;
option domain-name “dudi.net”;
subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.1.60 192.168.1.70;
}
8) Kemudian restart dhcp dengan perintah:
/etc/init.d/dhcp restart

Diposting oleh Mujahiddin
Kamis, 05 Februari 2009 di 00.13 | 0 komentar  
Belajar Jaringan dengan software Simulasi

Apabila kita ingin belajar jaringan selain teori, yang kita butuhkan agar kita cepat bisa yaitu dengan langsung praktek. Tapi bagaimana caranya agar kita dapat mempraktekkan teori yang telah kita pelajari sebelumnya hanya dengan satu komputer yang kita miliki. caranya yaitu dengan menggunakan software2x simulasi jaringan. apa saja software2x simulasi jaringan tersebut diantaranya yang pernah aku coba yaitu:
Packet Tracer
Software buatan “Cisco Systems, inc” ini pertama kali aku liat keren banget. karena apa saja yang dibutuhkan untuk membangun suatu jaringan ada lengkap disini. Mulai dari Router, Switches, Hubs, Wireless Devices, Bridge, Repeater, AccessPoint, PC, Server, Printer. Cloud untuk WAN Emulation. sedangkan untuk Connections juga ada berbagai kabel sesuai kebutuhan mulai console, Straight through, Cross over, Fiber optic, Phone, Serial. Dengan bantuan software ini anda bisa belajar membuat jaringan Peer to peer, jaringan client server, jaringan Wireless, LAN, WAN, dsb. silahkan anda coba sendiri. Selain itu anda juga dapat melakukan pengujian jaringan dengan “Ping”, Configurasi Router, mengganti Ethernet card pada PC yang ada sesuai kebutuhan, apakah ingin digunakan untuk basic telephone, LAN access dsb.
Boson Netsim
Jika Packet Tracer merupakan software simulasi jaringan, Boson Netsim merupakan Router Simulator yaitu simulasi yang khusus untuk Router. peralatan yang ada disini yang pasti adalah Router, tersedia berbagai Series mulai dari Series 800, 1000, 1600 1700, 2500, 2600, 3600, 4500. Selain Router juga ada Switches tersedia berbagai Series diantaranya Series 1900, 2900, 3500. Untuk Connectornya yaitu Ethernet, Serial, ISDN. Selain itu masing masing pelatan dilengkapi dengan Informasi mengenai Class, Speed, Model. Pokoknya siplah buat anda yang ingin belajar configurasi Router.
Kedua software diatas mungkin dapat anda gunakan sebagai alat bantu untuk lebih meningkatkan kemampuan anda tentang jaringan terutama bagi anda yang ingin menjadi seorang teknisi jaringan.
Diposting oleh Mujahiddin
Install Windows XP di Flash Disk

Dalam proses instalasi XP di UFD, anda dapat menggunakan semua UFD yang kompetibel dengan XP, tapi ada syarat yang harus dipenuhi yaitu. Kapasitas UFD minimal 256 Mb semakin besar semakin bagus, Motherboard yang dipakai harus bisa melakukan booting lewat flash disk, Tersisa ruang hardisk sebesar 2 GB, Versi USB yang dipakai ada baiknya menggunakan versi 2.0 meskipun Versi 1.1 juga bisa, namun kinerjanya akan lebih lambat, CD Instalasi windows XP SP1 atau SP2.

Langkah Pertama

Sebelum dimulai format UFD dengan menggunakan aplikasi “HP USB Disk Storage Format Tool”. Kenapa tidak menggunakan fasilitas format pada windows ?, karena fasilitas format pada windows cenderung “error”. Anda bisa download di sini, Berikut caranya.

- Lakukan proses instalasi seperti biasa
- Jalankan melalui Start
- Pilih UFD yang ingin di format dibagian device
- Pilih file system dengan Fat32, klik start

Buatlah sebuah folder di hardisk anda dengan nama C:\sp2\winxp (Sesuka Anda). Copykan seluruh content yang ada di dalam CD instalasi windows XP ke dalam folder yang telah anda buat tadi. Sebagai contoh aku gunakan windows XP Profesional SP2. pastikan tidak ada file yang ketinggalan atau tersembunyi.

Langkah kedua

Download Utility bernama PEBuilder di www.nu2.nu/pebuilder/ . Utility ini nantinya akan menyertakan sebuah fitur bernama BartPE. Selanjutnya install PEBuilder tadi.

- Jalankan PEBuilder,
- Dibagian source arahkan ke C:\sp2\winxp.
- Dibagian Output menggunakan “BartPE2″
- Dibagian media output ganti menjadi “Create ISO Image” lalu isi dengan c:\pebuilder.iso



Anda dapat menambahkan plugin caranya anda dapat melihat di www.nu2.nu/pebuilder/plugins/. jika ada aplikasi yang ingin disertakan kedalam UFD tanpa harus diinstall sebaiknya gunakan aplikasi2x portabel.

- Klik Build, pada “create directory” pilih yes. proses Build akan berjalan
- Setelah selesai, Close dan tutup PEBuilder.

Langkah Ke Tiga

Download aplikasi bernama FlashBoot dari www.prime-expert.com/flashboot/download.php. Install FlashBoot seperti biasa. lalu
jalankan melalui start menu.

- Jendela pertama FlashBoot klik next
- Pilih “Convert BartPE Bootable Disk To Bootable Flash Disk”, klik next
- Berikutnya pilih “Use ISO-9660″, kemudian browse dan cari file ISO yang kita buat tadi di c:\pebuilder.iso, klik open lalu next.
- Pilihlah “Make Bootable USB Flash Disk” dan pilih drive letternya dengan UFD anda. Jika belum muncul klik refresh list, lalu next.
- Berikutnya hilangkan tanda centang pada “Save data on disk”, kemudian pilih “Partitioned disk”. Klik next finish, proses pembuatan akan berjalan. setelah selesai klik close.

Atur Bios anda agar booting melalui UFD. jika sudah anda dapat segera mencobanya.
Diposting oleh Mujahiddin
Rabu, 04 Februari 2009 di 23.16 | 0 komentar  
Mengkonfigurasi DNS Server:
Membuat Primary dan Secondary DNS Server


Untuk beroperasinya sebuah jaringan komputer Internet, sebetulnya pengalamatan sebuah komputer dilakukan menggunakan angka yang dikenal sebagai Internet Protocol (IP) Address yang terdiri dari 32 bit. Tentunya akan sukar bagi manusia / user untuk mengingat sekian juta komputer di seluruh Internet. Untuk itu dikembangkan penamaan mesin yang lebih manusiawi menggunakan konsep Domain Name System (DNS). Pada tulisan ini kami akan mencoba menjelaskan cara mensetup DNS Server di mesin dengan OS UNIX. Kemampuan ini akan sangat dibutuhkan bila sebuah institusi /perusahaan ingin mempunyai nama hostname sendiri di Internet.
Domain Name System adalah salah satu jenis sistem yang melayani permintaan pemetaan IP Address ke FQDN ( Fully Qualified Domain Name ) dan dari FQDN ke IP Address. FQDN lebih mudah untuk diingat oleh manusia daripada IP Address. Sebagai contoh, sebuah komputer memiliki IP Address 167.205.22.114 dan memiliki FQDN “nic.itb.ac.id”. Nama “nic.itb.ac.id” tentunya lebih mudah diingat daripada nomor IP Address di atas. Apalagi setelah lahirnya konsep IP Version 6 yang memiliki 6 segment untuk setiap komputer sehingga nomor IP Address menjadi semakin panjang dan lebih sulit untuk diingat. Selain itu, DNS juga menyediakan layanan mail routing, informasi mengenai hardware, sistem operasi yang dijalankan, dan aplikasi jaringan yang ditangani oleh host tersebut.
Pada sistem operasi UNIX, DNS diimplementasikan dengan menggunakan software Berkeley Internet Name Domain (BIND). BIND ini memiliki dua sisi, yaitu sisi client dan sisi server. Sisi client disebut resolver. Resolver ini bertugas membangkitkan pertanyaan mengenai informasi domain name yang dikirimkan kepada sisi server. Sisi server BIND ini adalah sebuah daemon yang disebut named. Ia yang akan menjawab query-query dari resolver yang diberikan kepadanya.
Pada saat BIND dijalankan, ia memiliki 4 modus operasi, yaitu :
· Resolver-only
Komputer hanya membangkitkan query informasi domain name kepada sebuah DNS server dan tidak menjalankan fungsi DNS server.
· Caching-only
Komputer menjalankan fungsi name server tetapi tidak memiliki database DNS server. Ia hanya mempelajari jawaban-jawaban query yang diberikan oleh remote DNS server dan menyimpannya dalam memory. Data-data dalam memory tersebut akan digunakan untuk menjawab query selanjutnya yang diberikan kepadanya.
· Primary server
Komputer menjalankan fungsi name server berdasarkan database yang dimilikinya. Database ini dibangun oleh administrator DNS. Server ini menjadi authoritative source bagi domain tertentu.
· Secondary server
Komputer menjalankan fungsi name server berdasarkan database yang diambil dari primary server. Proses pengambilan file database ini sering disebut zone file transfer. Ia juga menjadi authoritative source bagi domain tersebut.

Resolver-only
Saat berada dalam modus resolver-only, BIND akan mencari file /etc/resolv.conf (pada UNIX umum) dan membaca konfigurasi yang tertera dalam file tersebut. Jika BIND tidak menemukan file tersebut maka ia akan menggunakan konfigurasi standar yang dimilikinya.
Bentuk dasar sintaks pada file /etc/resolv.conf adalah sebagai berikut :
domain name
nameserver address
[nameserver address]
domain menyatakan default domain seperti yang didefinisikan oleh entry name. Jika ada penulisan nama host yang tidak mengandung tanda baca titik maka resolver akan menambahkan entry name di belakang nama host tersebut. Sebagai contoh, jika Anda menuliskan host name mail saja dan entry name berisi ptn.co.id maka resolver akan menggunakan nama mail.ptn.co.id.
nameserver menyatakan server mana yang harus dihubungi jika ada query dari resolver mengenai domain di atas. Apabila server tersebut tidak bisa dihubungi, server selanjutnya menjadi sasaran lemparan query.

Contoh listing file /etc/resolv.conf :

# Resolver configuration file
domain ptn.co.id
# Server terdekat adalah mumet.ptn.co.id, IP 169.98.3.1
nameserver 169.98.3.2
# Gagal ??? Coba server kedua : nggliyeng.ptn.co.id, IP 169.98.2.15
nameserver 169.98.2.15
# Gagal lagi ??? Server ketiga : ngeh.ptn.co.id, IP 169.98.1.2
nameserver 169.98.1.2








Ketiga modus selanjutnya dapat dijalankan secara bersamaan atau berdiri sendiri pada sebuah komputer yang menjadi DNS server. Pengaturan modus ini dilakukan pada konfigurasi daemon named. File-file penting yang menjadi acuan bagi named untuk beroperasi adalah named.boot, data_cache, data_domain, dan data_reverse. named.boot adalah file yang berisi boot script bagi DNS server. data_cache adalah file yang berisi DNS root server. data_domain adalah file yang berisi pemetaan dari FQDN ke IP Address dan data terlengkap dari domain yang bersangkutan. data_reverse adalah file yang berisi data mengenai pemetaan IP Address ke FQDN. Pada sistem operasi UNIX, file-file tersebut terletak di direktori /etc/namedb. Direktori tersebut menjadi default bagi named.
File konfigurasi yang paling penting bagi named adalah file /etc/namedb/named.boot. File ini berisikan perintah-perintah yang mendefinisikan fungsi named sebagai caching-only server, primary server, atau secondary server.

Caching-only
Jika kita ingin mengatur agar named hanya beroperasi pada modus caching-only maka file named.boot hanya berisi perintah cache diikuti nama file yang berisi server-server utama yang menjadi tempat melemparkan query.
Berikut ini contoh file named.boot dimana kita mengatur named agar beroperasi pada modus caching-only :

; file named.boot
;
; mendefinisikan default directory
directory /etc/namedb
;
; menjadi caching-only server
cache data_cache
;








Primary Server
Jika kita menghendaki named pada komputer kita menjadi primary server, kita tambahkan kata primary diikuti domain yang dipegang oleh named tersebut dan diakhiri dengan nama file yang berisi database domain tersebut..
Sebagai contoh, komputer kita menjadi primary server untuk domain ptn.co.id dengan file data_domain berjudul ptn. Sebaiknya, sebuah primary server juga menjalankan fungsi caching-only. Hal ini untuk menambah kehandalan server dalam menjawab query-query yang cukup rumit. File named.boot akan berisi sebagai berikut :


; file named.boot
;
; mendefinisikan default directory
directory /etc/namedb
;
; menjadi caching-only server
cache data_cache
;
; menjadi primary server atas domain ptn.co.id
primary ptn.co.id ptn
;
; menjadi primary server atas pemetaan IP Address 169.98.1.x ke FQDN
primary 1.98.169.IN-ADDR.ARPA rev_169.98.1.x
;


Jika komputer kita juga menjadi primary server atas pemetaan IP Address 169.98.1.x ke FQDN maka kita tambahkan entry yang terakhir.

Secondary Server
Secondary server adalah DNS server yang menggunakan database domain yang ditransfer dari primary server. Untuk mengatur server agar menjadi secondary bagi domain tertentu, kita tambahkan kata secondary diikuti dengan domain yang dipegang, kemudian diikuti oleh IP Address primary server dan diakhiri dengan nama file databasenya.
Sebagai contoh, komputer kita akan bertindak sebagai secondary server untuk domain pts.ac.id. Primary server domain dipegang oleh server dns.pts.ac.id dengan nomor IP Address 190.21.85.2. Kita edit file named.boot sehingga menjadi seperti berikut :

; file named.boot
;
; mendefinisikan default directory
directory /etc/namedb
;
; menjadi caching-only server
cache data_cache
;
; menjadi primary server atas domain ptn.co.id
primary ptn.co.id ptn
;
; menjadi secondary server atas domain pts.ac.id dari dns.pts.ac.id
secondary pts.ac.id 190.21.85.2 sec_pts
;
; menjadi primary server atas pemetaan IP Address 169.98.1.x ke FQDN
primary 1.98.169.IN-ADDR.ARPA rev/rev_169.98.1.x
;
; menjadi secondary server atas pemetaan IP Address 190.21.85.x ke FQDN
secondary 85.21.190.IN-ADDR.ARPA 190.21.85.2 rev/sec_190.21.85.x


Jika kita juga menjadi secondary server atas pemetaan IP Address 190.21.85.x ke FQDN dari server dns.pts.ac.id kita tambahkan entry yang terakhir.

Langkah selanjutnya adalah membuat file data_domain dan data_reverse (seperti file ptn dan rev/rev_169.98.1.x) yang akan dibahas pada artikel mendatang.

Daftar Pustaka
· RFC 1034, “Domain Names - Concepts and Facilities”
· RFC 1035, “Domain Names - Implementation and Spesification”
Diposting oleh Mujahiddin
Instalasi Active Directory Windows Server 2003
Microsoft Windows Server 2003 tidak akan bekerja maksimal apabila Active Directory belum diinstalasi. Semua yang berhubungan dengan services dan domain ada dalam Active Directory ini. Jadi apabila Anda tidak menginstalasi Active Directory berarti komputer Anda hanya dijadikan Workgroup saja. Kalau dijadikan Workgroup, maka Active Directory tidak perlu diinstalasi.
Active Directory hanya bisa diinstalasi apabila sudah terpasang kartu jaringan (NIC) yang baik dan benar serta harddisk harus diformat NTFS. Untuk itu Anda harus menginstalasi Microsoft Windows Server 2003 dalam format NTFS.
Untuk menginstal Active Directory Microsoft Windows Server 2003 banyak caranya, bisa dengan mengetikan DCPROMO dari RUN, bisa juga dengan memanfaatkan fasilitas Manager Your Server. Untuk itu Anda bisa melakukan cara yang paling mudah saja.
Instalasi Active Directory
Setelah selesai menginstalasi Microsoft Windows Server 2003 dan tidak ada kesalahan, langkah selanjutnya adalah menginstalasi Active Directory. Ada dua cara yang bisa Anda lakukan untuk menginstalasi Active Directory ini. Pertama dengan menuliskan atau mengetikkan DCPROMO dari tombol RUN atau bisa juga dengan memanfaatkan fasilitas Wizard yang disediakannya. Sebagai gambaran berikut akan dijelaskan prosedur yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Jendela konfigurasi Windows Server 2003 dalam keadaan tampil
2. Pilih Add or remove a rool. Setelah Anda menekan tombol Add or remove a rool, komputer akan berkerja dan segera tampil tayangan berikutnya
3. Klik tombol Next apabila Anda sudah membaca semua yang tampil pada jendela tersebut. Biarkan komputer bekerja sehingga akan tampil semua komponen yang sudah dan belum Anda instalasi sebelumnya
4. Pilih Domain Control (Active Directory), karena sebelumnya Anda belum menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setelah memilih Domain Control tadi klik Next untuk melanjutkan.
5. Klik lagi Next. Setelah itu komputer kembali akan bekerja, kemudian pada saat tampil pernyataan Active Directory Instalation Wizard tampil klik OK untuk melanjutkan pekerjaan Anda. Kemudian komputer akan menampilkan kotak dialog Welcome to Active Directory Installation Wizard.
6. Klik Next untuk melanjutkan. Microsoft Windows akan menampilkan kotak dialog Operating System Compatibility. Perhatikan kotak dialog tersebut dan jika sudah yakin klik Next untuk melanjutkan.
7. Pada saat tampil kotak dialog Domain Control Type, lalu pilih Domain Controller for a New domain
8. Klik Next untuk melanjutkan pekerjaan Anda. Kembali kotak dialog a Create a new domain tampil, Anda pilih Domain in a new Fores
9. Klik Next lagi, kemudian pada kotak dialog New Domain Name, ketikkan nama Domain Anda, misalnya DATAKOM.COM
10. Klik Next dan biarkan komputer bekerja dan jika tidak terjadi kesalahan atau bentrok, maka secara otomatis kotak dialog NetBIOS Domain Name akan terisi sama yaitu DATAKOM
11. Klik lagi Next. Setelah itu komputer akan menampilkan kotak dialog Database and Log Folders untuk menyimpan data yandg berhubungan dengan Database dan Log tersebut.
12. Klik Next untuk melanjutkan pekerjaan Anda. Kembali kotak dialog berikutnya bernama Shared System Volume akan tampil
13. Dari kotak dioalog Shared System Volume di atas Anda klik Next untuk melanjutkan. Kotak dialog DNS Registration Diagnostics segera tampil, jika Anda akan membuatnya secara otomatis DNS untuk Server Anda, maka Anda pilih Install and configure the DNS on this computer
14. Klik Next. Kemudian akan tampil pernyataan, apakah Server ini bisa digunakan oleh semua komputer berbasis Microsoft Windows 2000 dan 2003 ke bawah atau hanya Microsoft Windows 2000 dan 2003 saja. Dalam buku ini saya memilih agar semua komputer yang berbasis Windows 2003 ke bawah bisa join ke Server ini.
15. Klik Next. Kotak dialog untuk menuliskan Password Directory Services Restore Mode Administrator Password segera tampil. Untuk itu Anda ketikkan Password Anda di kolom yang telah disediakan, misalnya datakom2005, ketikkan sekali lagi password yang tadi, datakom2005. Jika kurang jelas Anda klik Active Directory Help.
16. Klik Next untuk melanjutkan.
17. Directory Services Restore Mode Administrator Password, yaitu menuliskan Password Directory Services Restore Mode Administrator Password
18. Klik lagi Next dan biarkan komputer bekerja. Di sini Anda bisa istirahat atau meninggalkan komputer untuk beberapa saat.
19. Setelah Anda menekan tombol Finish komputer akan menampilkan dua pernyataan apakah komputer akan di Restart atau tidak. Pilih dan klik Restart dan biarkan komputer melakukan boot secara otomatis.
20. Pada saat login Anda akan melihat perbedaan, di mana ketika sebelum Active Directory diinstalasi Anda tidak menemukan Domain, sedangkan setelah Active Directory diinstalasi, Domain yang Anda instalasi bernama DATAKOM akan tampil.
21. Pada saat Login pertama kali dan Anda melakukan instalasi Active Directory dengan memanfaatkan fasilitas Add or remove a rool, maka komputer akan sedikit lambat dan akan tampil tayangan selanjutnya, lalu untuk menutupnya Anda klik Finish.
IP Address pada Server
Sebenarnya IP Address untuk Server ini ketika proses instalasi Active Directory ditanyakan apakah akan langsung diisi atau tidak. Jika belum diisi pada saat instalasi tersebut Anda harus mengisinya.
Tujuan IP Address adalah memberi alamat untuk sebuah server atau komputer dalam suatu jaringan. Secara sederhana agar komputer dalam jaringan dapat dikenali oleh semua client dan dirinya sendiri harus diberi alamat. Alamat inilah yang dimaksud dengan IP Address. IP Address adalah nomor tertentu yang nantinya dijadikan patokan untuk memberi alamat pada Client yang ada dalam suatu jaringan LAN berbasis Client Server ataupun Workgroup.
Masalah pemberian IP Address atau pemberian alamat ini tidak bisa sembarangan, apalagi bila komputer Anda dijadikan Web Server. Maka jelas IP Address tersebut tidak asal memberikan saja, harus disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan-aturan yang ada. Dalam contoh ini saya memberi IP Address untuk Server saya bernama DATAKOM dengan nomor 192.168.53.1. Maka nomor lain untuk semua Client harus mengacu pada nomor ini, misalnya untuk Client harus mulai dari nomor 192.168.53.11 sampai 192.168.53.100 atau sesuai dengan jumlah komputer yang akan dikoneksikan ke jaringan. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai IP Address dan TCP/IP Anda bisa membaca buku saya tentang IP Address dan TCP/IP.
Jika ada dua server atau lebih Anda bisa menggunakan Child Domain (CDC) atau Primery Domain (PDC). Bahkan apabila Anda menginginkan backup juga bisa ditambahkan Backup Domain Controller (BDC), namun yang terakhir tidak saya jelaskan dalam buku ini.
Kemudian kalau Anda akan memasang ada dua server yang segmennya berbeda, maka Anda harus memberi IP dua segmen, artinya server A dengan nomor misalnya 192.168.53.1 dan dalam group ini semua Client harus diawali dengan IP 192.168.53.xx. Sedangkan untuk server B bisa menggunakan nomor 192.168.10.1 atau disesuaikan dengan kebutuhan, maka jika demikian nomor IP untuk Client group ini harus diawali dengan IP nomor 192.168.10.xx. Sedangkan untuk Subnet mask-nya adalah 255.255.255.0. Untuk mengetahui mengenai golongan IP Address ini Anda bisa membacanya di bagian sebelumnya.
Lalu kalau Anda mau menggabungkan dua server yang berbeda segmen, maka salah satu server harus dijadikan Router. Caranya Anda tidak perlu membeli Router melainkan cukup menambah 1 (satu) lagi kartu jaringan atau NIC di salah satu Server yang ada, misalnya di Server A dengan IP disesuaikan dengan server yang dijadikan Router tersebut.
IP Address
Agar komputer Server Anda bisa dikenali, maka harus diberi alamat berupa IP Address. Prosedur yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Dari Desktop klik kanan mouse tepat di atas indikator LAN di sudu kanan layar Anda. Setelah itu akan tampil kotak dialog Local Area Connection Status. Atau Anda bisa masuk melalui tombol Start, lalu pilih Connect to dan pilih Show all connection. Setelah itu klik kanan tepat di atas Local Area Connection dan pilih Properties.
2. Pilih dan klik Properties. Setelah itu akan tampil jendela Local Area Connection Properties akan tampil.
3. Klik Show icon in taskbar when connected untuk menampilkan tanda Local Area Connection di taskbar
4. Klik Internet Protocol (TCP/IP)
5. Klik Properties. Setelah itu akan tampil kotak dialog Internet Protocol (TCP/IP) Properties
6. Klik Use the following IP Address
7. Ketikkan di kolom IP Address 192.168.53.1
8. Klik tab di papan ketik
9. Kolom Subnet mask tidak perlu Anda isi, dengan menekan tab Subnet mask 255.255.255.0 secara otomatis sudah terisi
Mengisi DNS Server
Untuk mengisi DNS services ini bisa langsung di tab General di kolom Preferred DNS server. Namun demikian Anda juga bisa menggunakan cara yang akan saya jelaskan berikut ini:
1. Klik tab Advanced. Setelah itu akan tampil kotak dialog Advanced TCP/IP Setting
2. Klik tab DNS
3. Klik Add
4. Ketikkan 192.168.53.2 pada kolom di bawah DNS server
5. Klik Add
6. Klik OK untuk menutup kotak dialog tersebut
7. Klik OK
8. Klik OK sekali lagi untuk menutup kotak dialog Local Area Connection Properties sekaligus menyimpan ketentuan seting yang telah Anda lakukan
Coba periksa apakah pekerjaan Anda telah sukses atau belum. Caranya ketikkan PING 192.168.53.1 dari RUN Anda harus mengonfigurasi dan memeriksa kartu jaringan (NIC) atau LAN Card, kabel dan lain-lain yang digunakan dalam komputer Anda. Sampai di sini penjelasan mengenai instalasi Active Directory ini. Keterangan dan settings yang berhubungan dengan Active Directory akan saya jelaskan di bagian selanjutnya.
Diposting oleh Mujahiddin
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates